Pembajak sawah Favorit Desa Karangjambe

Muda Karya – Sepintas kita melihat mungkin kita akan berkata “ Kemana kerbaunya…?? atau “Teknologi makin canggih aja” yaa.. Semua itu tidak dapat dipungkiri, zaman semakin kesini semakin maju, manusia akan selalu berpikir kedepan untuk menciptakan inovasi yang baru. Umumnya dengan hasil yang Lebih Praktis, Cepat, Hasil bagus memuaskan, dll.

Pada saat kita kecil terlihat banyak kerbau disawah untuk “membajak/menggaru” dalam bahasa Karangjambe, sekarang malah kerbaunya sudah dijual belikan. Para penggarap sawah atau petani beralih menggunakan Tractor sebagai mesin pembajak, karena lebih cepat, praktis, hasil pun tak jauh beda dengan bajakan kerbau. Namun, disisi lain pun yang namanya teknologi meiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya yaitu yang tadi sudah dibahas diatas, Lebih Cepat, Praktis, dll. Kekurangannya tidak ada pupuk tambahan, jika pakai kerbau kotoran kerbau yang terbuang disawah bisa digunakan sebagai pupuk, memakai  traktor menggerogoh gocek lebih dalam alias pengeluaran semakin besar. Peternak kerbau di Karangjambe pun sudah langka. Sekarang peternak  kerbau lebih beralih memperternakan sapi . Biasanya menggarap ternak milik orang lain yang meminta untuk di pelihara dengan system bagi hasil. Desa Karangjambe yang sebagian besar masih dilingkupi oleh pertanian, semakin kesini semakin penggunaan mesin lebih dominan digunakan. Padahal disisi lain penggunaan cara tradisional banyak manfaat dan berdampak positif. Juga menambah penghasilan peternak kerbau.

Seperti yang dilakuakan oleh Pak Ngudiono warga RT 03 RW 02 ini, sekarang beliau beralih profesi berternak sapi yang sebelumnya berternak kerbau sebagai alat pembajak. Beliau memelihara sapi milik warga setempat. Semakin banyaknya traktor sebagai pembajak sawah yang digunakan oleh warga membuat pak Ngudi ini beralih memelihara sapi. Ya mungkin ini adalah suatu cobaan dan bertanda zaman ini semakin maju dan modern. Memang jaman sekarang bukan seperti  “Gajah Mati Meninggalkan Gadingnya”.